Untuk Jodohmu Kelak, Apa Yang Akan Kamu Tawarkan?
Fenomena ini menjadi hal yang manusiawi karena berbicara jodoh adalah berbicara tentang rahasia takdir yang penentuannya telah dilakukan dari zaman azali. Ia yang tertulis menjadi pelengkap agama kita di kitab lauhul mahfudz itu ialah orang yang keberadaannya begitu mengundang rasa penasaran. Rasa penasaran ini bukan hanya tentang siapa dia tapi menyangkut banyak hal seperti siapa dia, bagaimana keluarganya, bagaimana takdir membawanya ke hadapan kita dan lainnya.
Hal yang selalu menjadi pertanyaan adalah adakah kita perlu mencari sang pelengkap tulang rusuk? Jika ia bagaimana mencarinya? Jalan mana yang akan ditempuh?
Perihal jodoh memang begitu membingungkan, ada yang pacaran bertahun-tahun tapi pada akhirnya tidak berjodoh bahkan ada pula yang sebelumnya tidak mengenal malah menjadi keluarga bahagia dengan terus beranak-pinak setiap tahun. Berkaitan dengan ini tentunya kita tahu bahwa jodoh setiap mahluk telah ditentukan takdirnya maka kata orang jodoh itu bukan tentang ‘siapa’ tapi tentang ‘bagaimana’. Bukan tentang siapa orangnya karena sudah pasti dan takan tertukar tapi tentang bagaimana kita menjemput jodoh kita apakah dengan cara-cara yang ridhai-Nya atau malah sebaliknya. Akankah dihulurkan dengan penuh kemaksiatan ataukah penuh keridhaan.
Tentunya telah menjadi rahasia umum bahwa yang baik hanyalah untuk yang baik dan begitu pun sebaliknya. Singkatnya jodoh adalah cerminan diri yang baik dan buruknya, cerdas dan tidaknya disetarakan dengan kapasitas yang kita miliki. Maka jalan mencari jodoh adalah memperbaiki diri hingga kualitas diri kita menukik tinggi dan jodoh yang diperuntukan bagi kita pun memiliki kualitas yang baik sesuai dengan apa yang ada dalam diri kita.
Berkaitan dengan ini, untuk menemukan pasangan hidupnya manusia harus memiliki daya tawar. Maksudnya, apa yang akan kamu tawarkan jika kamu menginginkan jodohmu sebagai orang yang shaleh dan pintar? Tentunya kamu harus memiliki daya tawar yang sebanding dengan pengharapanmu, bagaimana mungkin kamu menginginkan sosok suami yang shaleh sementara kamu sendiri tidak memiliki kualitas itu. Semakin tinggi daya tawar yang kamu berikan maka semakin tinggi pula kualitas dari pasangan hidupmu.
Untuk itu jika barang kali hari ini kamu belum menemukan ia yang akan membersamai sepanjang hidupmu maka jangan bersedih karena kamu masih diberi kesempatan untuk meningkatkan daya tawar mu. Kamu bisa terus mengemas diri dan akhlakmu agar daya tawarmu semakin berkelas dan tentunya yang sanggupnya menukarnya pun hanya orang yang sepadan denganmu yaitu mereka yang sama-sama memiliki daya tawar yang tinggi.
Ingatlah daya tawar ini bukan hanya tentang penampilan tapi termasuk cara kita mengemas diri menjadi sebaik mungkin seseorang yang mampu diajak bersama mengarungi kehidupan sehidup sesurga. Bukan hanya tentang kebahagiaan dunia tapi kebahagiaan akhirat. Oke, marilah menjadi orang yang pantas dan sepadan untuk orang yang baik !