Tingginya Kedudukan Guru dalam Pandangan Islam
- Tinta ulama lebih berharga dari darah syuhada
- Orang berpengetahuan melebihi orang yang senang beribadah, yang berpuasa dan yang menghabiskan waktu malamnya untu mengerjakan shalat, bahkan melebihi kebaikan orang yang berperang di jalan Allah
- Apabila meninggal seoran alim, maka terjadilah kekosongan dalam Islam yang tidak dapat diisi kecuali oleh seorang alim yang lain
Dalam kita kitan hadist kita menemukan banyak sekali hadits yang mengajarkan betapa tinggi edudukan orang yang berpengatahuan, biasanya dihubungkan pula dengan mulianya menuntut ilmu. Imam Al- Ghazali menjelaskan kedudukan yang tinggi yang diduduki oleh orang yang berpengetahuan dengan ucapannya bahwa orang alim yang bersedia mengamalkan pengetahuannya adalah orang besar di semua kerajaan langit, dia seperti matahari yang menerangi alam, ia mempunyai cahaya dalam dirinya, seperti minyak wangi yang mengharumi orang lain karena ia memang wangi.
Kedudukan orang alim dalam Islam dihargai tinggi bila orang itu mengamalkan ilmunya. Meengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan ilmu itu kepada orang lain adalah suatu pengalaman yang paling dihargai oleh Islam. Menurut Imam Al Ghazali bahwa siapa saja yang memilih pekerjaan mengajar maka ia sesungguhnya telah memilih pekerjaan besar dan penting. Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan, pengetahuan itu dapat dicapai dari belajar dan mengajar, yang belajar adalah calon guru dan yang mengajar adalah guru.
Islam pasti memuliakan guru, tak terbayangkan adanya belajar dan mengajar tanpa adanya guru. Ada penyebab khas mengapa orang Islam amat menghargai guru, yaitu pandangn bahwa ilmu (pengetahuan) itu semuanya bersumber dari Tuhan, ilmu datang dari Tuhan, guru pertama adalah Tuhan. Pandangan yang menembus langit ini tidak boleh tidak telah melahirkan siikap pada muslim bahwa ilmu itu tidak terpisah dari Allah, ilmu tidak terpisah dari guru, maka kedudukan guru amatt tinggi dalam Islam.
Kedudukan guru yang demikian tinggi dalam Islam terlihat berbeda dari kedudukan guru di dunia barat. Perbedaan itu jelas karena di Barat kedudukan itu tidak memiliki warna kelangitan. Oleh karena itu tidaklah mengherankan di Barat guru tidak lebih sekedar orang yang pengetahuannya lebih banyak dari murid. Hubungan guru murid juga tidak lebih dari sekedar pemberi dan penerima, karena itu maka wajarlah jika di Barat hubungan guru murid adalah hubungan kepentingan antara pemberi dan penerima jasa (dalam hal ini pengetahuan), karena itu hubungan juga diikat berdasarkan hitungan ekonomi.