Mengenal Lebih Dekat Dengan Sosok Imam Al-Ghazali
Imam Al Ghazali belajar dengan tekun kepada ulama ulama terkemuka, beliau belajar kepada Ahmad Ibnu Muhammad Al Razhani Al Thusi dan dilanjutkan lagi belajar ke lembaga pendidikan yang dipimpin Oleh Abu Nash Al Ismail, bahan tak hanya sampai disitu, beliau berkeinginan untu melajutkan guna mempelajari ajarab Tassawuf kepada tokoh Sufi yang terkenal dari Thus yang mempunyai nama Syekh Yusuf Al Nassaj.
Akan tetapi Al Ghazali merasa belum puas dengan apa yang beliau miliki, akhirnya beliau meninggalkan kota Thus guna memperdalam wawasan ilmunya kepada tokoh sufi yang sangat tersohot di luar kota Thus. Semangat belajar dan menuntut ilmu, banyak kota kota yang beliau kunjungi. Setelah ilmunya dirasa cukup beliau kembali ke Baghdad untuk menjadi staf pengajar di Nidzamiyah dan pada usianya yang cukup tua beliau kembali ke Thus dan mendirikan lembaga pendidian yang bernama Khanaqah, Madrasah yang beliau bangun tersebut adalah sebagai lembaganya para Sufi guna untuk mengajarkan ilmu tassawufnya.
Kelebihan Kelebihan Al Ghazali
- Imam Al Ghazali adalah seorang Sufi yang sangat terkemuka tentunya beliau juga mempunyai banyak kelebihan yaitu
- Beliau adalah ulama yang memiliki kemauan sangat tinggi untuk memperdalam ilmu ilmu agama
- Al Ghazali pernah beritikaf di puncak menara Masjid Umawi, sebelah barat sejarian penuh dan hanya makan dan minum sedikit.
- Sebagai seorang ulama beliau pernah mengunjngi kota kota penting sebagai perkembangan ajaran Tassawufnya
- Imam Al Ghazali adalah ulama yang mendapat gelar Hujjatul Islam, sebab beliau mempunyai kemampuan untuk menghimpun Aqidah, Syariah dan Akhlak dalam ilmu Tassawuf sampai akhirnya merupakan satu Hujjah yang menjadi tegaknya Agama Islam sepanjang masa dan sampai akhir nanti.
Dasar Dasar Pemikiran Al Ghazali
- Perjalanan Tassawuf seseorang pada hakekatnya adalah usaha untuk membersihkan diri dan menjernihkan hati secara berkesinambungan sampai mencapai Mussyahadah, oleh sebab itu seseorang mempelajaru Tassawuf wajib menempuh moral dan mendidik jiwanya juga membimbing akhlaknya yang terpuji di hadapan Allah maupun manusia
- Antara Maqam dan Hal tidaklah berbeda, dan hanya diketahui oleh perasaan bathin masing masing, jika sudah mantap maka ia berada di Maqam, dan Hal selalu mengandung tiga hal ilmu, rasa dan amal
- Hati adalah cermin yang sanggup menangkap Ma'rifat ke Tuhanan, kesanggupan hati tersebut terletak pada sudi dan jernihnya hari itu sendiri, seandainya hatinya suci maka dengan mudah menangkap Ma'rifat tapi jika kotor maka akan terlewat begitu saja
- Seseorang kalau sudah mencapai Maqam Musyahadah maka ia tidak memandang selain Allah dan tidak mengetahui selain Allah yang dipandang dalam wujud hanyalah Allah dan segala ciptaanNya
- Hanya orang yang sudah memasuki dunia Tassawuflah yang memiliki ilmu Mukhasyafah untuk dapat memahami dengan baik dan sempurna