Ini Dia, Mengapa Gangguan Emosi Pada Ibu Hamil Sangat Mempengaruhi Jiwa Kandungannya
Pada waktu belakangan ini telah ditunjukkan bukti bukti gangguan emosi selama sepuluh minggu yang pertama kehamilan dapat menyebaban cacat berupa celah pada langit langit mulut dan bibir sumbing. Sebabnya adalah tulang tulang untuk pembentukan langit langit mulut dibentuk antara tujuh dan sepuluh minggu kehamilan, itu akan mempengaruhi pembentukan langit langit tersebut. Guncangan bathin atau gangguan emosi yang hebat yang dialami oleh ibu yang sedang hamil menyebabkan aktifitas yang berlebihan pada kulit ginjal sehingga mempengaruhi penghasilan hormon yang disebut hydrocortiaone, hydrocortiaone melewati plasenta dan akan samapi pada bayi yang dikandung.
Suara suara keras yang terdengar tiba tiba dapat mempengaruhi kandungan karena bayi amat peka terhadap suara dan jantung bayi dapat bergerak cepat, bahan suara suara tertentu dapat menimbulkan gerakan pada anggota tubuhnya. Gangguan emosi yang bertubi tubi pada ibu dapat mengakibatkan kelahiran cacat. Dalam ilu jiwa dikatakan bahwa masa mengandung memiliki arto yang sangat dalam bagi ibu secara emosional. Kadang kadang pada saat kehamilan ibu banyak bertindak di luar kebiasaanya sehari hari seperti menyukai makanan asam atau yang aneh aneh, hal ini disebut ngidam. Menurut ilmu jiwa, tingkah demikian itu wajar. Hal itu disebabkan oleh adanya hormon yang tidak seimbang pada wanita yang sedang hamil.
Ibu yang sedang hamil diharapkan hidup tenang, kedua belah pihak yaitu suami dan istri, hendaknya banyak berdoa kepada yang kuasa agar diberi anak yang bagus rupanya, cerdas akalnya dan luhur pekertinya. Suami istri harus prihatin, banyak beribadah seperti puasa sunat dan jangan melakukan dosa. Suami yang keluyiran malam tatkala istrinya sedang hamil akan memberikan pengarh pada istri yang sedang hamil itu, yang menyebabkan istri tak bisa tidur dan mengalami konflik bathin. Suasana bathin ibu seperti itu sangat membahayakan bayi yang dikandungnya, maka seharusnya kehidupan suami istri itu tenang dan tenteram. Itu dapat dihidupkan dengan menghidupkan suasana keagamaan di dalam rumah tangga. Rasa cemburu, khawatir, ngeri, benci, permusuhan, pertengkaran, kekecewaan dan sebagainya hendaklah dijauhi.