Ini Dia, Permasalahan Yang Biasa Terjadi Pada Awal Pernikahan

TendyNews.com – Pernikahan adalah menyatunya dua insan yang berbeda, namun tetap saja pasangan yang baru menikah mengenali satu sama lain 100%. Latar belakang kehidupan yang berbeda sangat memungkinkan timbulnya permasalahan dalam rumah tangga. Ada beberapa permasalahan pada awal pernikahan yang biasa timbul, yaitu sebagai berikut.


1, Kebimbangan Terhadap Pasangan

Kita belum tahu seberapa besar tanggung jawab pasangan terhadap keluarganya kelak. Pada awal menikah seringkali muncul dalam diri kita pertanyaan “ Dia yang termasuk pribadi yang bertanggung jawab terhadap rumah tangga ataukah tidak, apakah tepat pilihanku ini, bisakah aku membina biduk rumah tangga bersamanya. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang sering muncul di awal pernikahan.

Bukan masalah peran yang berkenaan dengan gender, hal ini dikarenakan bagi keduanya masih dalam taraf saling mengenal. Misalnya sang suami sangat mungkin berpikir, bisakah istriku mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bisakah ia mengelola keuangan rumah tangga, bisakah ia melayani suami, patuhkah ia terhadap suami, atau bisakah ia mendidik  anak anakku kelak.
Adanya rasa bimbang tersebut pulalah sehingga semua pihak tetap mempertahankan otoritas pribadinya, yang berimbas akan muncul rasa tak nyaman bagi keduanya. Jika permasalahan kebimbangan menghantui, kunci penyelesaiannya adalah komunikasi secara terbuka. Usahakan tidak terlalu cepat menyimpulkan sendiri, bicaralah dan terbuka pada pasangan.

2, Ego Masih Tinggi

Pengantin baru masih beradaptasi dengan peran barunya, baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya, yang dulunya terbiasa melakukan segala sesuatu sendiri, mungkin akan merasa canggung jika harus berbagi peran dan tanggung jawab dengan orang lain. Untuk mengikis rasa ego yang masih tinggi, mulailah menyadari dan bersikap realistis bahwa saat ini  kita telah menentukan pilihan untu membina rumah tangga bersama orang yang kita pilih.  Jadi mulailah menempatkan posisinya sebagai sahabat, partner, dan kekasih sehingga apapun yang kita alami seharusnya bisa dibagi bersama pasangan, sehingga pasangan akan merasa dihargai dan dilibatkan dalam hidup. Selanjutnya komitmen, kepercayaan, dan cinta akan lebih tumbuh kuat.

3, Pembagian Peran dalam Rumah Tangga

Masa pengantin baru biasanya masih kikuk dalam pembagian tugas kerumahtanggan. Mayoritas pasangan membebankan pekerjaan sehari hari ke pundak istri dan memberikan tugas keluar/ mencari nafkah ke pundak laki laki. Namunn bergsernya budaya yang melibatkan pihak perempuan dalam pencarian nafkah, menggeser pula tanggung jawab penyelesaian tugas ke rumahtanggaan di rumah. Pada awalnya kedua pasangan masih bingung siapa mengerjakan tugas apa.

Masalah financial pun perlu dimusyawarahkan bersama, sikap saling terbuka mengenai masalh keuangan ini mutlak diperlukan agar tak ada kesalahpahaman atau pertengkaran akibat adanya sesuatu yang ditutup tutupi. Untuk mengatasi kesalahpahaman dalam pembagian ini, bersikaplah proaktif dan komunikasikanlah secara terbuka. Lakukanlah sesuatu sehingga hal ini akan memancing pihak lain untuk melakukan hal yang sama, dengan bahasa dan sikap  yang santun, pastilah komunikasi tidak terjadi silang sengketa ataupun pertengkaran. Komunikasi yang baik akan memperlancar segalanya sehingga kecanggungan akan terkikis dengan sendirinya.

Menjalani kehidupan rumah tangga tentunya tidak selancar jalan tol yang bebas hambatan namun juga selalu ada duri dan masalah yang siap menguji, untuk itu kesabaran dan saling pengertian antara keduanya mutlak diperlukan

close