Kenali Depresi dan Upaya Mengatasinya !
Depresi ? |
Bukan hal yang mudah untuk mendefinisikan apa itu depresi? Greist (1987), mendefinisikan depresi sebagai suatu gangguan fungsi fisik dan psikis yang disertai dengan mood yang tertekan dan gejala-gejala yang berhubungan seperti gangguan tidur, gangguan nafsu makan, gangguan konsentrasi, perasaan lelah, putus asa, tidak berdaya, dan pikiran bunuh diri.
Depresi erat kaitannya dengan gangguan psikis yang melibatkan seseorang dalam waktu yang berkepanjangan mengalami perasaan sedih, tertekan, hampa, tidak semangat untuk hidup, dsb. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa depresi adalah suatu keadaan yang sangat mungkin terjadi pada setiap orang dimanapun ia berada. Hal ini disebabkan karena depresi berawal dari adanya tekanan hidup yang notabene nya setiap manusia memilikinya. Tekanan hidup memiliki banyak bentuknya, ada yang berasal dari tuntutan pekerjaan, pergantian status misalnya pergantian seorang mahasiswa menjadi seorang istri, kesulitan ekonomi, permasalahan rumah tangga dsb.
Bentuk-bentuk tekanan tersebut adalah hal yang lazim dialami setiap orang tapi sayangnya tidak setiap orang mampu untuk mengatasi tekanan tersebut. Bagi orang yang mengalami depresi sering kali ia tidak mengetahui secara jelas masalah yang sedang ia hadapi dan pada waktu yang sama ia memiliki ketakutan, kekhawatiran, kekecewaan kesedihan terkait dengan masalah yang ia hadapi. Ketidaktahuan terhadap hal-hal yang seolah menekan dan menghimpitnya membuat ia yang mengalami depresi bingung untuk mengatasi masalah yang sedang ia hadapi.
Depresi berawal dari adanya ledakan emosi yang berasal dari luka dan kekecewaan yang tidak tertahankan. Maksudnya, setiap orang memiliki hati yang merupakan tempat keberadaan emosi dan perasaan. Hati yang secara fisik disebut jantung menyimpan segala kekecewaan yang dari seseorang lahir sampai meninggal. Dalam beberapa hal ada yang disebut unfinisihed bussiness atau persoalan yang tidak selesai sehingga menyebabkan seseorang berada dalam kekecewaan secara terus menerus.
Persoalan yang tidak selesai tersebut menyebabkan terakumulasinya kekecewaan-kekecewaan dalam diri seseorang yang dalam kadar tertentu membuatnya tidak mampu untuk menampung dan menahan kekecewaan-kekecewaan dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya ledakan emosi. Ibaratkan sebuah cangkir yang merupakan perasaan dan air sebagai kekecewaan, dalam kadar tertentu cangkir tidak mampu untuk menampung air yang terus mengalir di atasnya, adanya emosi membuat cangkir atau perasaan tersebut terbakar dan hancur yang sebelumnya diawali dengan retakan perasaan. Retakan perasaan tersebut muncul sebagai simptom atau gejala fisik yang menandai seseorang mengalami depresi diantaranya sakit kepala, mudah kelelahan, nyeri lambung, radang pencernaan dan pecahnya pembuluh darah.
Puncaknya depresi membuat seseorang sering mengalami halusinasi yang membuatnya mendengar atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Dalam beberapa hal halusinasi tersebut mungkin mengantarkan seseorang pada upaya bunuh diri yang menurutnya sebagai jalan terbaik untuk mengatasi tekanan yang dihadapinya.
Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana kita mengetahui apakah seseorang atau bahkan teman kita sedang mengalami depresi?
Popy Amalia seorang psikolog dan ahli mikro ekspresi menyebutkan beberapa tanda-tanda seseorang yang mungkin mengalami depresi diantaranya kecenderungan seseorang untuk mengurung diri, bersikap anti sosial, malas untuk menghadapi kehidupan (diantaranya malas mandi, malas menghadapi cahaya dsb), berhalusinasi dsb.
Satu hal yang pasti bahwa unfinished bussiness atau persoalan yang tidak selesai pada akhirnya membawa seseorang untuk menahan dan memendam kekecewaannya dalam waktu yang tidak sebentar. Maka untuk membuat setiap persoalan terutamanya menyangkut luka dan kekecewaan adalah suatu yang terselesaikan, yang harus dilakukan adalah melepaskan perasaan/ emosi tersebut dengan sebuah kelapangan hati untuk memaafkan.