Ini Bahayanya Virus Prokrastinasi bagi Mahasiswa !

TendyNews.com - Menjadi mahasiswa adalah sebuah anugerah tersendiri yang harus di syukuri mengingat dalam perjalanannya tak semua orang memiliki kesempatan untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Identitas mahasiswa adalah sebuah tanggungjawab sosial yang harus diikuti dengan sikap disiplin, peka terhadap realitas sosial, bersikap bijaksana dalam menghadapi masalah dan berlaku pionir dalam memberikan solusi. Dalam realitas sejarah indonesia, mahasiswa adalah agent of change yang dalam beberapa hal mampu menjadi pionir perubahan, sebutlah peristiwa reformasi yang di gawangi oleh kepimimpinan para mahasiswa.

Banyak sebutan yang disematkan kepada mahasiswa seperti halnya agent of change-iron stock dan sebagainya. sebutan-sebutan tersebut akan menjadi sebuah tantangan tersendiri yang dalam mewujudkannya tak luput dari berbagai godaan. Sebutlah prokrastinasi, virus yang dalam kadar tertentu mampu melumpuhkan ingatan mahasiswa sebagai agent of change or iron stock. Virus prokrastinasi yang menggejala pada mahsiswa merupakan fenomena yang telah membudaya pada saat ini. Prokrastinasi sering di sebut-sebagai thief of time.

Procrastinator as thief of time

Virus ini dapat muncul dalam beberapa gejala yaitu; (1) kebiasaan sistem SKS (All-nighter) dalam menghadapi ujian, hal ini mengindikasikan bahwa budaya belajar masih minim; (2) Menunggu sampai waktu-waktu terakhir untuk mengerjakan tugas, hal ini seperti halnya mahasiswa yang lebih dulu bertanya kapan hari terakhir pengumpulan tugas dari pada bagaimana tugas dan cara peneyelesaiannya; (3) sadar akan pentingnya tugas namun malah lebih sering melakukan kegiatan lain, sebuah indikasi bahwa tugas harus di hindari; dan (4) menunda tugas dengan alasan tidak memiliki cukuip banyak waktu atau berkeyakinan bahwa tugas akan selesai dengan sendirinya.
Dari gejala-gejala ini apakah anda masuk deretan korban prokastinasi ?

Prokrastinasi identik dengan fenomena menunda tugas dan disebut-sebut sebagai thief of time. Kecenderungan untuk ‘’menunda’’ lebih disebabkan karena adanya kebosanan dan kemalasan dalam menyelesaikan tugas. Prokrastinasi adalah virus yang harus segera di obati, bahaya yang muncul dari virus ini tidak hanya membuat kualitas tugas kurang maksimal dan kurangnya efektivitas waktu tapi dalam kadar tinggi virus ini menjerumuskan pengidapnya pada masalah psikis atau stress.

Much of the stress that people feel doesn’t come from having too much to do. It comes from not starting what needs to be done and then finishing what they started” (David Allen)

Beban tugas akademik-non akademik sering kali membuat mahasiswa kewalahan baik dari segi jumlah maupun tingkat kesulitan. Sayangnya berat nya beban tugas tersebut tidak lantas membuat mahasiswa semakin pandai dalam mengatur waktu tapi sebaliknya menghindari tugas dengan menunda malah menjadi pilihan utama. Dampak dari prokrastinasi mampu membuat pengidapnya (prokrastinator) mengalami stress; self guilt, inadequacy, depresi, self-doubt; terganggunya pencapaian sukses pribadi dan akademik; dan rendahnya prestasi akademik.

Masih sering melihat mahasiswa yang tidak memiliki motivasi ? masih sering melihat mahasiswa yang terus mengeluh tentang tugas namun tak juga lekas mengerjakannya ?
Bisa jadi mahasiswa tersebut adalah prokrastinator,

Menjadi seorang prokrastinator bukan lah pilihan tepat mengingat setiap orang baik mahasiswa atau pun tidak selalu memiliki tugas yang dalam kadar tertentu harus segera ia hadapi. Prokrastinasi seperti halnya sebuah seni untuk tetap berada di hari kemarin dan menghindari adanya hari ini. Prokrastinasi akan menjelma menjadi sebuah kemandekan atau keengganan untuk mengalami perubahan. Untuk itu dalam skala luas bisa saja kemandekan suatu bangsa di sebabkan karena menjamurnya prokastinator baik dalam ranah pendidikan maupun dalam masyarakat luas.

 Virus prokrastinasi yang terus menggejala harus segera di basmi, sekurang-kurangnya lakukanlah hal-hal berikut untuk melempar jauh virus ini: (1) milikilah tujuan; (2) kembangkanlah keterampilan mengatur waktu; (3) visualisasikan kemajuan; (4) tetapkan batas waktu penuntasan tugas; (6) mulai lah bekerja sebelum “feeling in mood” (7) hindari rasionalisasi; (8) dan berikan penghargaan atas kemajuan yang dicapai.
close