Kenali Pola Pikir Yang Membuat Hidupmu Terganggu !
Kalimat semisal diatas adalah kalimat yang sering digunakan dalam kegiatan training atau seminar motivasi. Kalimat tersebut merupakan kalimat sugestif yang dipercayai dapat membawa seseorang pada kebahagiaan dan kesuksesan. Singkatnya orang percaya bahwa dengan mengganti pola pikirnya ke arah yang lebih positif ia akan menemukan kehidupannya membaik sesuai apa yang ia pikir dan persepsikan.
Positive Thingking |
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah apakah benar hanya dengan memperbaiki pola pikir, kehidupan akan membaik?
Sebuah asumsi datang dari teori kognitif yang mengatakan bahwa seseorang tidak terganggu dengan peristiwa yang menimpanya melainkan terganggu dengan interpretasi/pemikiran yang ia berikan terhadap peristiwa itu sendiri. Ini artinya dalam pandangan kognitif, bukan peristiwa atau kondisi eksternal yang membuat kita bahagia ataupun sedih tapi cara kita menilainya yang akan menentukan kebahagiaan atau kesedihan yang kita rasakan. Jadi pada initinya, manusia bertanggung jawab atas penciptaan reaksi- reaksi emosional dan gangguan- gangguannya sendiri. Maka mungkin betul adanya jika orang mengatakan bahwa kebahagiaan dan kesedihan adalah suatu keputusan.
Jika pola pikir yang positif memberikan impact ke arah kehidupan yang lebih baik maka pola pikir negatif pun mampu mengarahkan kehidupan seseorang pada kondisi yang dinilai tidak menyenangkan. Lalu pola pikir seperti apa yang dinilai mengarahkan kondisi seseorang pada kondisi yang tidak menyenangkan atau terganggu?
Beberapa pola pikir berikut yang sering kali dinilai membuat hidup menjadi terganggu:
- Arbitrary inference, yaitu ketika seseorang menarik kesimpulan tanpa adanya bukti atau bukti tersebut tidak sesuai dengan kesimpulannya. Misalnya ketika kamu bertemu dengan temanmu di kampus atau di sekolah, biasanya teman mu yang satu ini selalu bersikap ramah dan selalu menyapa . Namun suatu ketika, temanmu yang dikenal ramah ini tidak menyapa dan bahkan tidak tersenyum saat berpapasan dengan mu. Karena kejadian tersebut dengan serta merta kamu menyimpulkan bahwa ia sedang marah dan tidak menyukai mu lagi.
- Magnifaction and minimization yaitu mengevaluasi suatu kejadian secara berlebihan atau sebaliknya yang menyebabkan penyimpangan terhadap fakta. Pola berpikir in berkaitan dengan sikap kamu yang cenderung berlebihan. Misalnya dalam suatu kepanitiaan atau kegiatan, kamu menjadi salah satu koordinator sebuah divisi. Tapi ada beberapa kesalahan dari divisi yang kamu pimpin dan itu cukup mengganggu kinerja divisi yang lain. Nah karena hal tersebut kamu merasa bahwa kamulah penyebab terganggunya kinerja divisi lain dan dengan itu kamu menyalahkan diri kamu karena tidak bisa memimpin divisi mu sendiri.
- Overgeneralisation yakni menggunakan beberapa kejadian tertentu untuk membentuk suatu kesimpulan yang menyeluruh sehingga kesimpulan tersebut keluar dari konteks dan tidak berhubungan dengan situasi yang sebenarnya. Misalnya dalam hal ini kamu mengalami putus cinta dengan pacarmu, kamu benar-benar merasa sakit hati dengan mantan pacar kamu yang telah menyia-nyiakan mu. Atas kejadian tersebut kamu menganggap bahwa semua laki-laki tidak ada yang baik dan dapat dipercaya. Kamu menyemaratakan sifat buruk yang pacar kamu miliki terhadap semua laki-laki di dunia ini.
Demiikianlah beberapa pola pikir yang sering kali membuat hidup terganggu. Menarik bukan, cara kita berpikir akan memengarui cara kita dalam mengarungi kehidupan. Karena kamu adalah apa yang kamu pikirkan, maka mulailah dengan berpikir positif seperti yang agama anjurkan (Husnudzon.)