Berhati-hati Lah Dengan Syndrom Sukses Ini Agar Kamu Mampu Hidup Di Era Global?

TendyNews.com - ‘’Keberhasilan masa lalu tidak menjamin keberhasilan sekarang dan masa depan,’’ demikianlah seuntai kalimat dari Michael D. Ruslim yang dengan optimisnya meyakini bahwa keberhasilan masa lalu tidak menjadi jaminan sukses pada saat ini atau bahkan masa depan. Meskipun demikian tak jarang kita menemukan orang yang begitu antusias jika mengenang kejayaannya di masa lalu. Mereka berkata,’’dulu saya mencapai ini,’’ atau dulu saya telah meraih juara ini. Dan pada akhirnya semua yang mereka katakan adalah tentang ‘dulu’ dan dulu“.

Rich Warren pernah berkata bahwa,’’the greatest enemy of tomorrows succes is todays succes. Makna nya barang kali seperti ini kesuksesan masa lalu sering kali menjadi musuh lahirnya kesuksesan di masa depan. Mengapa?
Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan

Karena dalam beberapa hal orang begitu merasa cukup puas dan nyaman dengan pencapaian yang telah mereka capai sehingga perasaan tersebut menyebabkan mereka enggan untuk terus belajar dalam meningkatkan kapasitas drinya. Secara tidak langsung pembincaraan tentang masa lalu yang termanifestasikan dari kata ‘dulu dan dulu’ adalah pencerminan sikap arogansi, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan keterikatan tinggi dengan kejayaan masa lalu.

Kesuksesan masa lalu adalah hal yang patut untuk diapresiasi tapi tidak seharusnya menjadi fokus keberadaan kita pada saat ini. Dalam kacamata organisasi bisnis, pembicaraan tentang ‘dulu dan dulu’ adalah salah satu tanda sindrom sukses yang mampu memicu “aging organization” . Sindrom sukses adalah suatu kondisi ketika awak organisasi merasa sudah puas dengan keberhasilan yang ada dan merasa cukup dengan apa yang telah dilakukannya. Mereka menganggap bahwa kesuksesan masa lalu mampu menjamin kesuksesan hari ini dan di masa mendatang. Sindrom sukses ini sering kali membuat kita lupa bahwa dunia ini selalu berada dalam perubahan dengan kecepatan yang tidak dapat diprediksi oleh siapapun.

Berkaitan dengan aging organization atau organisasi yang menua, Michael D Ruslim beropini bahwa ciri organisasi yang menua adalah ketika para pelaku di dalamnya, demikian juga sistemnya telah merasa mantap dengan situasi dan kondisi serta posisi yang diraih. Karena timbul perasaan yang luar biasa mapan seperti itu, maka setiap orang di dalamnya yang merasa sudah berpengalaman, cenderung merasa paling jago sehingga merasa harus dibayar mahal (kinerjanya).

Sindrom sukses berkaitan erat dengan perasaan cukup puas atau berhasil dan mapan. Perasaaan ini membuat orang mandeg dalam belajar, dan cenderung berkonotasi dengan sikap arogansi seseorang yang merasa sudah cukup jago dalam suatu hal sehingga dengannya ia merasa tidak perlu belajar.
Sindrom sukses tersebut adalah hal yang harus dihindari bagi kita generasi yang hidup di era globalisasi saat ini.

Pada era ini manusia berlomba-lomba dalam bersaing sehingga kreativitas dan inovasi adalah hal yang tidak dapat dibatasi keberadaannya. Perubahan dunia baik dalam bidang bisnis maupun bidang lainnya adalah hal yang sulit untuk diprediksi kecepatannya. Jika kamu tetap mempertahankan kehebatan dengan mengunggulkan kejayaan masa lalu, percayalah bukan tidak mungkin kamu menjadi pihak yang tergusur oleh perubahan.
close