Pertumbuhan Smartphone Tahun Ini Diprediksi Melambat, Benarkah?
Melambatnya pertumbuhan ini sudah terlihat pada triwulan terakhir 2015 lalu dimana Gartner mencatat pertumbuhan hanya 9,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut adalah yang terendah sejak terjadi booming smartphone 2008 silam. Bahkan Apple iPhone untuk pertama kalinya mengalami penurunan penjualan pada kuartal terakhir 2015 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal terakhir 2015 tersebut penjualan iPhone mencapai 71 juta unit. Sebagai catatan, periode yang sama yaitu 2014 Apple berhasil menjual 75 juta unit.
Pada 2016 ini penjualan smartphone di seluruh dunia diperkirakan mencapai 1,5 milyar unit, atau hanya naik 7% dibanding 2015, sedangkan total pasar ponsel akan mencapai 1,9 miliar unit. "Era pertumbuhan dua digit untuk pasar smartphone global telah berakhir" kata Ranjit Atwal, Direktur riset di Gartner. " Secara historis kondisi ekonomi yang memburuk berdampak pada penjualan smartphone. Penjualan smartphone China dan Amerika Utara cenderung datar pada tahun 2016, dengan pertumbuhan masing masing 0,7% dan 0,4%.
Pertumbuhan smartphone di Indonesia yang termasuk negara berkembang masih menunjukan angka yang baik di 2015. IDC mencatat di 2015 Indonesia tetap menjadi pasar terbesar di Asia Tenggara dengan pertumbuhan tahun ke tahun hingga 29% terhadap total pasar di Asia Tenggara. Indonesia juga tercatat memiliki pertumbuhan yang baik pada smartphone berteknologi 4G. Indonesia memimpin pertumbuhan perangkat berkemampuan 4G, diikuti Thailand.
Sayangnya, tahun ini pasar negara berkembang juga diprediksi ikut melambat. Menurut Gartner, penjualan smartphone aan terus tumbuh di pasar negara berkembang, tapi pertumbuhannya akan melambat. Menurut Gartner, penjualan smartphone akan terus tumbuh di pasar negara berkembang tapi pertumbuhannya melambat. Gartner memprediksi bahwa sampai 2019, 150 juta pengguna kan menunda upgrade ke smartphone hingga fungsi dan kombinasi harga smartphone murah menjadi lebih diinginkan.
"Penurunan harga tidak cukup untuk mendorong upgrade dari ponsel fitur ke smartphone low-end, kata Annete Zimmermann, direktur riset di Gartner. Dia juga mengatakan bahwa vendor tidak ampu mengurangi harga lebih rendah dari 50 dolar AS untuk merayu migrasi pengguna ponsel fitur ke smartphone. Di pasar yang matang dari Amerika utara, Eropa barat, Jepang dan matang Asia/Pasifik, Gartner memprediksi bakal melihat pengguna lebih lama mengupgrade smartphonenya. "Seperti halnya penawaran operator yang menjadi lebih kompleks, pengguna cenderung untuk menahan, terutama karena update teknologi menjadi incremental/pelan darpada eksponensial" kata Zimmerman, selain itu volume pengguna yang upgrade ponsel dasar ke smartphone premium juga melambat. Pengguna ponsel yang lebih mendasar akan mengganti dengan jenis yang sama.