Budaya Indonesia dalam Kaca Mata Orang Luar Negeri

TendyNews.com - Adalah Lawrence Blair dan saudaranya Lorne Blair yang dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun melakukan perjalanan panjang dan berbahaya di sebuah kepulauan besar dan kurang dikenal dunia yaitu kepulauan Indonesia. Perjalanan panjang mereka terinpirasi dari buku Alfred R. Wallace yang berjudul Malay of Archipelago. Sebagai seorang naturalis yang menemukan garis wallace, Alfred R. Wallace adalah seorang ilmuan yang tidak hanya berjibaku dengan setumpuk buku-buku tebal di sebuah laboratorium tapi keilmuannya menemukan arahnya ketika ia melakukan pengamatan langsung ke sebuah pulau dengan sumber daya flora dan fauna melimpah yaitu Indonesia.

Tak disangka, perjalanan Alfred R. Wallace yang dibukukan dalam buku Malay of Archipelago menginspirasi banyak orang untuk datang ke sebuah pulau yang dari dulunya memang telah di cari banyak orang. Bahkan penemuan Benua Amerika oleh Columbus ditengarai karena ketidaksengajaannya ketika berusaha memotong jalur yang lebih cepat dalam perjalanan menemukan Kepulauan Indonesia.

Perjalanan Lawrence dan Lorne merupakan pengembaraan untuk menemukan kembali burung cendrawasih kuning-besar yang sebelumnya telah dijelaskan Wallace dalam bukunya, selain itu perjalanan yang pada awalnya hanya 9 bulan ini didasari oleh suatu proyek produksi film.

Pengembaraan mereka dimulai pada tahun 1972 dengan melakukan pelayaran sejauh 2500 mil. Pengembaraan mereka melingkupi wilayah maluku, borneo (kalimantan), celebes, (sulawesi), pulau banda, kepulauan aru, flores, sumba dan bali. Pengembaraan yang begitu menakjubkan dan menantang itu tidak hanya mempertaruhkan harta dan tenaga melainkan nyawa.

Hal yang menarik dari buku ini dan sekaligus membuat saya sadar betapa unik nya indonesia adalah persinggahan mereka terhadap setiap suku yang mendiami pulau yang mereka kunjungi. Dari mulai pelayaran mereka dengan suku bugis yang dikenal dengan dengan kebengisannnya dalam mempertahankan tanah yang mereka miliki. Suku bugis adalah salah satu suku pelaut paling hebat di asia tenggara. Mereka disebut-sebut oleh Melvile dan Conrad sebagai sumber ketakutan orang-orang hindia timur yang mencari harta di kepulauan maluku. Sebagai seorang pelaut, suku bugis pun di kenal ahli dalam membuat pinisi-pinisi yang mengagumkan. Tak heran, dalam bukunya Wallace menggambarkan pinisi-pinisi bugis seperti berikut:

‘betapa indah segala sesuatu di atas kapal ini...tidak ada cat, tidak ada tar, tidak ada tali baru (yang baunya begitu memualkan orang yang gampang mabuk). Tidak ada gemuk atau minyak atau pernis; yang ada adalah bambu dan rotan dan tali atap rumbia;serat-serat tumbuhan asli, yang berbau menyenangkan, bahkan sering kali tidak berbau dan mengingatkan akan suasana tenang di hutan yang hijau dan rimbun.

Pengembaraan mereka dilanjutkan ke kepulauan celebes atau yang kini di sebut sulawesi. Di pulau ini, kedua bersaudara itu menjumpai suku toraja yang memercayai bahwa nenek moyang mereka turun dari bintang tujuh dengan pesawat luar angkasa. Karena kepercayaan tersebut, suku toraja membangun rumah mereka dengan bentuk melengkung (yang menurut mereka merupakan bentuk pesawat luar angkasa yang dahulu membawa mereka). Dalam beberapa hal, suku-suku di indonesia sarat akan animisme dan mistiskisme, suku toraja sendiri ditakuti karena kemampuan sihir yang dimilikinya dan sebagian diantaranya karena reputasi mereka yang katanya mampu membuat orang mati bisa berjalan.
Rumah Adat Suku Toraja

Berbeda halnya dengan cerita zombie di tanah toraja, suku asmat di papua adalah suku yang kala itu masih mempraktikan kanibalisme. tak tanggung-tanggung, suku asmat menjadi terkenal ke seantero dunia pada tahun 1961 ketika Michael Rockefeller, putra mantan wakil presiden Amerika lenyap dari pesisir asmat. Pers internasional waktu itu ramai akan kejadian tersebut dan berasumsi bahwa hilangnya Michael Rockefeller disebabkan karena ia tenggelam dalam arus yang membawanya ke pesisir asmat; yang lain berasumsi bahwa ia dimakan hiu atau buaya; tapi imajinasi yang banyak berkembang kala itu adalah bahwa ia hilang karena dimakan oleh orang-orang asmat.

Di akhir bab yang menceritakan tentang suku ini, kita akan mengetahui bahwa kematian Michael Rockefeller yang ketika itu melakukan ekspedisi penghimpunan karya seni primitif berkaitan dengan pembalasan dendam kematian suku asmat terhadap orang kulit putih. Dan sebagaimana kita tahu bahwa suku asmat adalah pengayau (kanibal) maka tak heran jika Michael Rockefeller adalah orang kulit putih pertama yang menjadi santapan lezat orang-orang asmat.

Suku Asmat
Dalam bukunya, Lawrence Blair menyebut suku asmat sebagai suku berkebudayaan zaman kayu ( kata asmat berarti suku pohon atau kayu). Suku asmat sendiri, kerap kali mengukir pepohonan yang kemudian mereka isi dengan arwah yang terbunuh dalam suatu pertempuran. Ukiran kayu yang memiliki tinggi 6 meter itu merupakan bagian dari ritual rumit yang pada akhirnya mewajibkan pembunuhan, pemenggalan, & penyantapan sekurang-kurangnya satu korban balas dendam terhadap pihak lawan. Mereka memercayai bahwa arwah yang mereka isi dalam ukiran tersebut akan menuju perisitirahatannya dengan syarat dilumuri darah korban/target balas dendamnya. Ukiran kayu yang memiliki nilai seni tinggi tersebut merupakan warisan seni primitif kontemporer yang paling berharga, populer & paling dicari di dunia. Sebelum Rockefeller menemui ajalnya ia sempat melakukan tawar menawar dan berhasil membawa belasan ukiran kayu ke negerinya.

Beralih ke dataran borneo yang merupakan pulau terbesar ketiga di dunia dan menyumbang 20 % luas indonesia merupakan wilayah suku dayak punan tinggal. suku dayak punan di akui sebagai penganyam-penganyam rotan terbaik di dunia (berpola rumit dan sangat praktik). Disamping kanibalisme dan kemampuan mereka memenggal kepala dalam satu tebasan, suku dayak punan di sebut oleh Lawrence dengan sebutan pengelana mimpi. Suku dayak punan disebut-sebut memiliki ‘’psikonavigasi’’ untuk menemukan jalan dengan bantuan penglihatan dan mimpi-mimpi. Mereka disebut-sebut sebagai psikonavigator yang mengetahui bagaimana dan ke arah mana perjalanan harus ditempuh, tanpa menggunakan kompas dan melihat langit-suku dayak punan ahli dalam menerabas dan mengalahkan arah perjalanan di belantara pedalaman hutan borneo.

Suku Dayak Punan 
Suku pedalaman dayak punan hidup dalam keberlimpahan flora dan fauna, diantara yang paling mengesankan adalah kupu-kupu yang dinamai oleh Wallace ‘Raja Brooke Birdwing’, tak heran kupu-kupu yang paling populer tersebut dihargai tinggi oleh para kolektor. Dalam bukunya, Wallace menjelaskan kupu-kupu tersebut dengan begitu mengesankan,

Kecantikan dan keindahan serangga ini tak terjabarkan, dan hanya naturalis lain yang bisa memahami gairah luar biasa yang saya alami ketika berhasil menangkapnya,...


Itulah kalimat-kalimat takjub yang berasal dari orang-orang luar negeri pada beberapa bagian kecil wilayah indonesia. Dalam hal ini, kita belum menjelaskan betapa menariknya tarian para prajurit di daerah sumba yang ahli dan lihai dalam memanah dan menggunakan tombak ketika ritual pasola berlangsung, kita belum menelisik lebih jauh budaya masyarakat bali yang terkenal dengan tarian kecak dan produk seni bernilai tinggi di dunia, kita belum mencermati keajaiban dunia di pulau komodo yang sarat dengan imajinasi naga terbang, dan pada akhirnya kita belum juga menemukan jawaban pada pertanyaan ini

,’’seberapa kaya nya keajaiban Tuhan yang Ia goreskan di sebuah negeri yang bernama Indonesia ?

close