Sepuluh Prinsip Berbisnis dengan Hati
1, Kawan adalah asset berharga
Tidak ada usaha yang ta berhubungan dengan orang lain, dalam membina hubungan dengan orang lain, letakkanlah nilai persahabatan, nilai pertemanan, yang jauh lebih berharga dibandingkan dengan sekedar meraih keuntungan uang. Dengan menepampatan kawan sebagai asset berharga, maka kita akan menghargai komitmen dan kerjasama dengan siapapun.
2, Kepercayaan adalah modal jangka panjang
Modal dalam usaha itu dapat dibagi dalam modal tangible dan intangible. Uang gedung dan peralatan adalah modal tangible, namun selain itu ada modal intangible yang jauh lebih berharga untuk usaha jangka panjang, yaitu modal kepercayaan. Butuh waktu bertahun tahun untuk membangun sebuah kepercayaan dan hanya sekian detik saja untuk menghancurkannya.
3, Menjual dengan harga lebih tinggi dari pembelian, bukan harga tertinggi
Maknanya adalah berbisnis bukan sekedar mengejar keuntungan dengan membeli serendah rendahnya, kemudian menjual dengan harga tertinggi. Namun berbisnis dan berusaha adalah bagaimana dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi orang lain sebesar besarnya, tanpa mengabaikan kelayakan usaha.
4, Mendengarkan kata hati
Dalam melakukan tindakan, mengambil keputusan, belajarlah memisahkan antara ego dan pikiran yang dikuasai emosi, ego pribadi, nafsu duniawi, dengan pikiran yang dikendalikan hati. Gunakan ketajaman mata hati untuk dapat mengambil keputusan berdasarkan kata hati bukan berdasarkan emosi atau nafsu duniawi.
5, Bekerja dengan hati
Mereka yang bekerja dengan hati akan selalu bersikap baik kepada siapapun, kepada bawahan, pekerja atau pelayan. Bekerja denga hati akan membuat pekerjaan terasa ringan dan enteng tanpa beban.
6, Kekayaan bukan dinilai dari uang yang dimiliki
Menjadi kaya bukan sekedar berhubungan dengan memiliki banyak uang, namun keayaan yang utama adalah seberapa besar uang yang kita dapatkan digunakan untuk menolong dan memberi manfaat pada orang lain.
7, Berorientasi pada manfaat sebesar besarnya
Berbisnis bukan seedar pada profit atau keuntungan materi sebesar besarnya, tapi lebih berorientasi memberikan manfaat sebesar besarnya bagi orang lain, karena berbisnis juga ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan YME.
8, Fokus pada apa yang diperoleh bukan yang hilang
Jangan pikirkan kesempatan, peluang atau kegagalan yang sudah lewat, hal ini dapat membuat Anda stress, atau berlaku tidak bijaksana. Fokuslah memikirkan apa yang Anda peroleh saat ini. Biarkan kesempatan yang hilang berlalu dari Anda, karena aka nada kesempatan baru, kalau kita dapat mensyukuri apa yang kita miliki saat ini.
9, Gagal hanyalah sebuah proses
Gagal bukanlah akhir segalanya, tetapi bagian dari proses untuk menghasilkan rencana rencana baru, bagian dari proses menuju rencana rencana baru. Janganlah terpaku pada kegagalan, kegagalan merupakan pembelajaran yang sangat berharga.
10, Akui kesalahan dengan rendah hati
Kesalahan kesalahan dalam mengambil keputusan dalam menjalankan usaha biasa saja terjadi. Ketika Anda menyadari bahwa itu suatu kesalahan keputusan yang Anda ambil, dan merasa bahwa aryawan atau partner Anda yang benar maka akui dengan rendah hati.
Segera lakukan evaluasi untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi.