Ibu Harus Tahu Apa Itu ADHD,
ADHD merupkan kependekan dari attention deficit hyperactivity disorder, (Attention = perhatian, Defic- it = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Istilah ADHD pada awalnya merupakan istilah yang sering diperbincangkan oleh dunia medis tapi pada akhirnya dunia psikologi dan pendidikan pun turut memperbincangkannya.
Istilah ADHD menggambarkan suatu kondisi disfungsi otak dimana pengidapnya mengalami kesulitan dalam mengendalikan impuls, menghambat perilaku dan tidak mendukung rentang perhatian atau perhatian yang mudah teralihkan. Anak-anak yang mengidap ADHD akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan perilakunya sehingga ia akan cenderung tidak bisa diam dan sulit untuk berkonsentrasi pada suatu hal.
Karena sulit berfokus pada satu hal, anak-anak pengidap ADHD sangat mungkin untuk mengalami kesulitan belajar – perhatiannya sangat mudah teralihkan sehingga ia tak tahan untuk tetap memperhatikan gurunya yang sedang menjelaskan materi pelajaran. Bahkan bukan hanya urusan belajar, anak-anak pengidap ADHD pun mengalami kesulitan berperilaku dan kesulitan social.
Biasanya ADHD ini berlangsung pada masa perkembangan anak-anak sampai remaja. Kelainan ini biasanya timbul ketika anak-anak berusia 3 tahun tapi pada umumnya baru terdeteksi setelah anak-anak masuk sekolah dasar. Di institusi pendidikan formal ini biasanya anak-anak ADHD tidak tahan dengan situasi belajar yang menuntut mereka untuk mengendalikan perilaku dengan berkonsentrasi penuh terhadap pelajaran. Sehingga gejala ADHD pun semakin terlihat ketika anak-anak cenderung sangat mudah berpindah dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain, sulit untuk mengerjakan tugas dikarenakan konsentrasi yang minim, dan aktivitas yang cenderung tidak beraturan, berlebihan dan mengacau.
Di Amerika Serikat, diperkiran 2-20 % anak-anak usia sekolah mengalami gangguan ini dengan rasio anak laki-laki : perempuan 3-5: 1. Itu artinya jumlah anak laki-laki yangidap ADHD lebih banyak disbanding jumlah anak perempuan. Kabar baiknya, pada kalangan remaja angka ini terus menurun baik pada perempuan maupun laki-laki.
Terdapat beberapa hal yang diduga menjadi penyebab terjadinya ADHD, secara umum karena ketidakseimbangan kimiawi atau kekurangan zat kimia tertentu di otak yang berfungsi untuk mengatur ‘perhatian dan aktivitas’ . Beberapa penelitian menunjukan adanya kecenderungan faktor keturunan (herediter) tetapi banyak pula penelitian yang menyebutkan bahwa faktor-faktor sosial dan lingkunganlah yang lebih berperan.
Selain itu ada pula dugaan kuat bahwa televisi, komputer, dan videogame mempunyai andil dalam memunculkan atau memperberat gejala ini. Anak dengan ciri ADHD tetapi tidak ditemukan adanya kelainan neurologis, penyebabnya diduga ada kaitan dengan faktor emosi dan pola pengasuhan.
Bagi siapapun orang tua yang melihat adanya gejala ADHD pada anak segeralah untuk memeriksakan anaknya ke dokter atau kepada psikolog yang kompeten dalam bidangnya. Sikap orang tua untuk lebih cepat tanggap terhadap setiap tindakan anak yang dinilai tidak sewajarnya akan membantu proses pemulihan jika memang anak terdiagnosa mengalami gangguan tersebut.