Seberapa Banyak Kamu Menjadikan Televisi Sebagai Guru?

TendyNews.com - Bagi sebagian masyarakat indonesia, televisi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keluarga. Di setiap sudut rumah dari masyarakat atas sampai menengah ke bawah, bisa dipastikan media telekomunikasi yang ditemukan pada abad 20 tersebut setia menemani aktivitas penikmatnya. Jika dianalogikan, barang kali televisi telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup layaknya sembilan bahan pokok (Sembako).

Bisa dikatakan televisi adalah perangkat elektronik yang selalu setia menemani aktivitas keluarga Indonesia. Dalam suatu literatur disebutkan bahwa kebiasaan menonton televisi masyarakat indonesia mencapai angka 1500 jam per tahun atau kurang lebih 4,5 jam per hari, jumlah jam menonton televisi ini 2 kali lipat dari jumlah jam sekolah yang hanya mencapai 750 jam per tahun.

televisi.jpg
Kebiasaan yang menggila tersebut bisa menjadi peluang atau bahkan bumerang yang keberadaannya bisa memberikan manfaat atau bahkan mudharat. Sebagai penyampai pesan, televisi mampu membuat penikmatnya mengingat setiap informasi yang dibawanya. Televisi adalah media belajar yang membuat manusia mampu mempergunakan audio dan visualnya secara optimal.

Dwyer (dalam Anwas: 2008) mengungkapkan bahwa ‘’ TV sebagai media audio visual mampu merebut 94 % saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. TV mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50 % dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar TV walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum orang akan ingat 85 % dari apa yang mereka lihat di TV setelah tiga jam kemudian dan 65 % setelah tiga hari kemudian.

Dalam beberapa hal, televisi dijadikan sebagai sumber informasi utama bahkan keberadaannya menjadi pendamping setia masyarakat indonesia. Barang kali, televisi menjadi sosok guru yang mempengaruhi pola pikir dan tindakan masyarakatnya. Maka menjadi sebuah peluang besar ketika televisi berisi tayangan yang bersifat edukatif.

Namun agaknya harapan agar televisi menjadi bagian yang mendidik bangsa masih jauh panggang dari api, tayangan televisi saat ini apakah masih mempertimbangkan moral atau hanya berkutat pada hal-hal komersial ?

Sebenarnya banyak ironi yang cukup menggelikan, tayangan televisi yang dinilai buruk pada waktu yang sama pula menjadi tayangan yang paling diminati masyarakat. Diantaranya tayangan remaja memicu imajinasi penontonnya yang kadang imajinasi tersebut begitu melangit dan tidak dapat ditemukan di dunia nyata.

Televisi saat ini apakah menjadi sosok guru yang mendidik atau malah menjadi bagian dari pembodohan publik?
close