Puisi “Suara Kalteng” Yang Begitu Menyentuh, Warnai Aksi Sumpah Pemuda

TendyNews.com - Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober lalu nampaknya benar-benar dimanfaatkan oleh sebagian pemuda dan pemudi untuk menggelar beberapa aksi kemanusian. Salah satunya yang terjadi di Palangkaraya yang digelar oleh Gerakan Anti Asap (GAAS) Kalimantan Tengah. GAAS sendiri merupakan sebuah gerakan yang memiliki anggota yang berasal atas sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan organisasi mahasiswa yang ada di Kalimantan Tengah.

Sumpah Pemuda

Aksi yang dilakukan oleh GAAS tersebut diisi dengan cara kegiatan penggalangan dana. Kegiatan yang berlangsung dari Sore hingga malam tersebut tepatnya di perempatan lampu merah Jalan Yos Sudarso, Palangkaraya tersebut memang cukup membekas, pasalnya salah satu rangkaian pengalangan dana tersebut menampilkan pembacaan puisi yang sangat menyentuh berjudul “Suara Kalteng”. Puisi berjudul “Suara Kalteng” tersebut dibacakan oleh salah seorang mahasiswi Universitas Palangkaraya yang berasal dari daerah Seruyan.

Inilah puisi berjudul “Suara Kalteng “

Penderitaan yang telah kami rasakan
Rasa sakit yang terus menerus datang
Saat kami mulai lelah dengan keadaan
Namun tak ada satupun uluran tangan
Di manakah mereka sekarang ini?
Apakah kalian mendengar suara-suara kami
Rintihan yang menyedihkan ini
Mungkinkah suara kami terlalu pelan
Kami telah lelah dengan semua ini
Kaki ini tak dapat lagi melangkah
Mulut ini tak dapat lagi berucap
Nafas ini pun mulai melemah
Mana kesejahteraan yang kalian janjikan
Mana perlindungan yang kalian berikan
Mana kesehatan yang kalian utamakan
Di mana semua yang telah kalian janjikan
Kami tidak butuh janji yang kami butuh bukti
Kami tidak butuh simpati yang kami butuh bukti
Katakan bila kalian tak sanggup membantu
Katakan bila kalian lelah dan menyerah dengan kami
Telah puaskah mendapatkan hasil dari kami
Telah puaskah kalian memanfaatkan kami
Kami tak lagi dianggap
Kami hanya pekerja penghasil uang
Kami tak lagi dibutuhkan dan dibuang begitu saja
Apakah status kami di sini
Apakah kami masih bagian dari kalian
Masihkah kami dianggap di sini
Masihkah kami dianggap bagian dari Indonesia?